Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wpforms-lite domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home2/blogumaac/public_html/azizi/wp-includes/functions.php on line 6121
Dear Calon Orangtua, Jangan Ucap 7 Kalimat Ini pada Anak! Ya Kalau Ingin Mereka Nggak Kasar Sih – Catatan Azizi

Dear Calon Orangtua, Jangan Ucap 7 Kalimat Ini pada Anak! Ya Kalau Ingin Mereka Nggak Kasar Sih

Memiliki anakseringkali dinilai bagai sebuah berkah. Namun nyatanya, mendidik dan merawat mereka sama sekali bukan hal mudah. Tak jarang anak melakukan hal yang sebenarnya tak sesuai dengan keinginan orangtua, sehingga hal ini pun tak pelak mampu memicu kemarahan.Memiliki anakseringkali dinilai bagai sebuah berkah. Namun nyatanya, mendidik dan merawat mereka sama sekali bukan hal mudah. Tak jarang anak melakukan hal yang sebenarnya tak sesuai dengan keinginan orangtua, sehingga hal ini pun tak pelak mampu memicu kemarahan.

Nah, ketika marah inilah, kadang orangtua lupa untuk tidak mengucapkan kata-kata yang nggak seharusnya disampaikan pada si kecil. Ingat lhoya, saat balita anak lebih gampang menyerap apa yang disampaikan orangtua dan lingkungan sekitar. Kalau mau anakmu jadi sopan dan nggak kasar saat dewasa, jangan pernah katakan 7 hal ini pada mereka ya.

1. “Kalau kamu nakal, Ibu akan meninggalkanmu di sini!” Kalau tak mau si kecil punya trauma, jangan katakan hal ini

Disadari atau tidak, orangtua seringkali mengancam dan menakuti si kecil dengan harapan mereka akan patuh. Dan tak banyak pula orangtua yang paham, bahwa ketakutan terbesar anak-anak kecil adalah tersesat sendirian dan merasa tidak aman. Karena itulah, perkataan ini bisa saja menimbulkan trauma pada anak hingga dewasa. Alangkah baiknya, kalau orangtua mampu meluangkan waktu untuk menerangkan pada anak dengan cara yang cerdas atau menggunakan alasan masuk akal. Jangan mengambil jalan pintas dengan ancaman, karena malas menjelaskan ya.

2. “Jangan ganggu ibu, ibu sedang sibuk!” Walau kelihatan wajar untuk dikatakan, tapi perkataan ini bisa menimbulkan dampak psikologis pada anak

anak akan merasa kehadirannya tak diharapkan
Ketika ibu memasak atau ayah sedang sibuk membaca koran misalnya, tiba-tiba si kecil datang mengajak bermain atau meminta bantuan. Dalam situasi seperti inilah, biasanya orangtua akan berteriak agar tak diganggu karena dirinya sedang sibuk. Satu hal yang mungkin tida kamu sadari, ketika hal ini terjadi maka anak-anak akan merasa kehadiran mereka tidak berarti, karena pada akhirnya mereka disuruh pergi. Kalau memang tengah berkutat dengan kesibukan, coba alihkan saja perhatian anakmu melalui kegiatan lainnya. Baru ketika sudah senggang, datangi dan bantu mereka.

3. “Dulu saat kakakmu kecil dia bisa begini, kenapa kamu tidak bisa?” Tolong jangan pernah membandingkan si kecil, apa kamu mau dia tumbuh tanpa rasa percaya diri?

jangan kaget kalau dia malah akan jadi pemberontak saat dewasa

jangan kaget kalau dia malah akan jadi pemberontak saat dewasa via www.tvrdjava.edu.rs

Membandingkan anak hanya akan membuat dia merasa bingung dan akhirnya jadi kurang percaya diri. Seringkali anak bahkan membenci orangtuanya, karena mereka selalu mendapat perlakuan buruk dari perbandingan tersebut. Entah membandingkan dengan saudara kandung, sepupu, atau teman dapat merusak ego anak. Jangan heran kalau saat dewasa kelak, anak malah punya perasaan rendah diri. Orangtua harus paham, tiap anak adalah individu yang berbeda. Mereka punya kepribadian tersendiri. Membandingkan seorang anak dengan anak yang lain, berarti kamu menginginkan anakmu menjadi anak yang berbeda. Biarkan mereka tumbuh menjadi dirinya sendiri.

4. “Jangan cengeng. Kenapa kamu menangis terus?” atau kata-kata serupa. Bukankah kamu juga masih menangis saat dewasa? Apa yang salah dengan emosi ini?

bukankah kamu juga masih menangis hingga kini?

bukankah kamu juga masih menangis hingga kini? via 3.everyday-families.com

Anak-anak masih belum mampu mengekspresikan emosi lewat kaka, mereka hanya dapat menyalurkannya dengan cara menangis. Adalah sebuah hal wajar kalau seorang anak merasa sedih atau ketakutan. Dan dengan mengatakan kata “jangan,” bukan berarti anakmu nantinya akan jadi lebih baik juga. Mengucapkan kata ini justru akan mengajarkan anak kalau perasaan sedih dan menangis adalah sesuatu yang tidak wajar. Padahal, menangis sendiri merupakan ekspresi dari emosi tertentu yang dimiliki setiap manusia. Menghadapi anak menangis akan lebih baik dengan meminta mereka menjelaskan apa yang membuat mereka sedih. Dengan begini, orang tua malah mengajarkan cara berempati.

5. “Kamu selalu membuat rumah berantakan,” atau “kamu tak pernah mau membereskan mainanmu.” Walau seringkali terucap secara refleks, belajarlah menghindari mengatakannya lagi dan lagi

Kalimat “Kamu selalu …” atau “Kamu tidak pernah …” menyiratkan banyak makna negatif. Para psikolog menyebutkan bahwa dengan seringnya terlontar kata-kata macam ini, maka hal itu pulalah yang akan kerap dilakukan anak. Anak yang tak pernah membereskan mainan misalnya. Sebaiknya orangtua mempertanyakan saja, jangan main menghakimi dengan kata selalu atau tidak pernah. Bertanyalah tentang apa yang bisa kamu lakukan untuk membantu si kecil mengubah kebiasaannya. Misalnya, “Ibu perhatikan kamu sering tidak membereskan mainanmu setelah selesai bermain. Apa mau ibu bantu? Ayo kita bereskan bersama.” Pernyataan macam ini akan membuat si kecil nyaman dan merasa terbantu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *